Suatu ketika seorang yang sangat kaya bertanya kepada temannya..
Kenapa, di lingkungan tempat saya tinggal, di lingkungan saya bekerja,
di lingkungan pergaulan, saya selalu dijuluki orang pelit dan kurang bersedekah. Padahal aku sudah menyampaikan kepada mereka
bahwa ketika kelak saya mati, seluruh harta dan warisan yg saya sekarang
miliki akan saya hibahkan untuk yayasan sosial, semua sahabat dan orang-orang
yang kurang beruntung lainnya.”
Temannya pun tersenyum kecil mendengar pertanyaannya sambil balik bertanya,”Emang kamu matinya kapan?”
Sang orang yang kaya raya pun menjawab, ”Ya…belum taulah!”
Temannya pun kembali tersenyum,..saya tak akan menjawab pertanyaanmu, tapi saya akan menceritakan perumpamaan seekor babi dan sapi, sambung teman si orang kaya tadi..
Babi adalah termasuk binatang yang
kurang disukai orang karena wajahnya yang jelek, badannya yang bau dan
kandangnya yang selalu jorok, sedangkan sapi banyak yang suka.
Suatu hari Babi mengeluh kepada Sapi, "Pi(Sapi), org selalu memuji badannmu yang bagus, matamu yang bening. Mereka pikir engkau sangat dermawan, sebab setiap hari engkau memberi mereka susu segar, mentega dan juga keju. Tetapi coba engkau bayangkan dengan aku. Aku telah memberikan semua yang aku miliki, nyawaku melayang sia-sia, dagingku mereka panggang & kadang mereka buat ham, aku memberikan lemakku, kulitku bahkan kakiku mereka belah dan mereka membuat sop kaki babi. Bulu-buluku mereka olah dan dijadikan sikat. Tetapi kenapa tak satupun orang dimuka bumi ini yang menyukai aku.??"
“Mau tau apa jawaban si sapi?” kata sata sang teman ke orang kaya raya tersebut.
“Maulah…”jawab si orang kaya..
Si sapi menjawab, ”Bi..(Babi) barangkali karena aku memberikan apa yang aku miliki ketika aku masih hidup, sedangkan kamu….memberikan semuanya setelah kamu mati ….”
Sang orang kaya pun terdiam sejenak dan akhirnya tersenyum mengerti.
Hal terpenting dalam hidup adalah masa kini. Mari manfaatkan secara maksimal untuk memancarkan kasih dan kearifan.